Friday 1 May 2015

Hari Buruh adalah sebuah esensi keseimbangan

sumber foto: tribunnews

Sejak masa silam hari buruh adalah sebuah bentuk perlawanan kaum buruh. Pada tanggal 1 Mei 1886 sekitar 400.000 buruh di Amerika melakukan demonstrasi besar-besaran memprotes pengurangan jam kerja mereka. Banyak korban tewas bahkan ada yang dihukum mati.

Dari sejarah tersebut terlihat sebuah bentuk perjuangan keras terhadap kendali ekonomi para kapitalis. Di Indonesia saat era orde baru Hari Buruh diperingati sebagai hari besar, bahkan di era sekarang dijadikan hari libur nasional. Hari Buruh selalu dikaitkan dengan ideologi komunis sejak adanya G30s PKI. Menurut saya tidak pas mengkaitkan hari buruh dengan ideologi komunis, karena beberapa negara yang memperingati Hari Buruh juga menganut paham komunis.

Peringatan hari buruh di Indonesia selalu diwarnai demonstrasi, seperti melanjutkan kultur yang sudah ada. Pro kontra muncul, berbagai pihak terkait didalamnya. Intinya adalah perbaikan kesejahteraan dari Kaum Buruh. Pihak pemilik modal dituntut untuk mensejahterakan para pekerjanya bukan hanya memeras tenaganya saja. 

Kalau kita tarik garis besarnya adalah bukan masalah siapa yang menuntut dan dituntut. Tetapi keseimbangan dari kedua belah pihak lah yang menjamin terjadinya kesejahteraan itu. Pihak pemilik modal harus sadar bahwa bisnis mereka tidak akan bisa berjalan tanpa peran buruh-buruhnya. Di sisi lain sang buruh harus sadar untuk meningkatkan pendapatan hidup mereka wajib meningkatkan kemampuannya. Lalu ada yang mereka suka lupakan yaitu menekan gaya hidup, artinya ketika pendapatan naik gaya hidupnya naik juga, bahkan melebihi kenaikan pendapatannya sehingga selalu saja merasa tak cukup.

Ketika kita sudah menunaikan kewajiban, sah-sah saja menuntut hak

Selamat Hari Buruh 1 Mei 2015


-Rockuntan-

Tags : hari buruh, buruh, pekerja, karyawan, gaji, upah, umr, tuntut, kesejahteraan, demonstrasi, kultur, budaya, masyarakat, serikat pekerja, serikat, ideologi

No comments:

Post a Comment